Jakarta — Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyuguhkan dengan berbagai acara inspiratif, diantaranya webinar Panggung Anak Indonesia Merdeka, Bincang Pakar dan Pegiat PAUD ‘Anak Cerdas Terliterasi’ yang diselenggarakan pada, Jumat (23/7), secara virtual.
Semangat optimisme digelorakan Penasihat Dharma Wanita Persatuan, Kemendikbudristek, Franka Makarim. Di sela-sela sesi membacakan dongeng untuk anak-anak pada acara Panggung Anak Indonesia Merdeka, Ia mengajak agar anak-anak Indonesia tetap semangat bermain dan belajar meski di tengah situasi yang penuh keterbatasan. “Saya yakin kalau adik-adik tetap semangat, kita akan bisa melewati semua tantangan ini,” ucapnya.
Untuk mencegah risiko menurunnya minat belajar di masa pandemi, kata Franka Makarim, orang tua harus terus mendorong kemauan anak untuk membaca dan mengembangkan kemampuan literasi anak. “Saya berharap Ibu dan Bapak, orang tua bisa dan mau meluangkan waktu setiap hari untuk membacakan buku untuk anak-anak atau mengajak anak-anak kita membaca dan berdiskusi,” ajaknya di sela-sela acara Panggung Anak Indonesia Merdeka.
Senada dengan itu, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kemendikbudristek, Hendarman mengatakan bahwa anak-anak harus bernalar kritis. “Untuk itulah kita harus mulai dengan membaca dan sekarang kita ajak anak-anak sehingga membaca menjadi dasar yang menjadi kebiasaan untuk menambah wawasan anak-anak kita,” jelasnya.
Mendorong semangat literasi anak, pada sesi Panggung Anak Indonesia Merdeka, para peserta menikmati pembacaan puisi, pantomim oleh anak berkebutuhan khusus, penampilan musisi anak The Sasono’s Family (Dru, Widuri, dan Den Bagus), serta mendengarkan pengalaman pendiri EwasteRJ yakni Rafa Jafar yang mengelola sampah elektronik di usia muda.
Pada kesempatan pertama, M. Raihan Faraby, seorang pembaca puisi cilik berbagi tips dalam mengatur waktu antara belajar, latihan, bermain dan istirahat. Raihan mengatakan, caranya adalah dengan disiplin mengelola keempat waktu tersebut. “Semuanya harus dilakukan dengan fokus. Walaupun kita lebih banyak beraktivitas di rumah selama masa pandemi, tetaplah semangat dalam belajar dan berkarya, serta tetap menjaga kesehatan,” pesannya. Ia pun mengakui kemampuannya membaca puisi karena sering berlatih bersama Ibu.
Selanjutnya, Rafa Jafar, seorang pendiri EwasteRJ yang menceritakan asal mula ketertarikannya mendirikan komunitas yang mengelola sampah elektronik. “Saya mengalami sendiri di rumah ada banyak perangkat elektronik bekas dan rusak, sehingga ada lemari yang penuh dengan sampah semacam ini. Saya bingung dibuang ke mana hingga saya mengetahui bahwa ternyata sampah ini harus didaur ulang dengan cara yang tepat,” kisahnya.
Saat itu, Rafa mengaku kesulitan untuk membuang sampah elektronik. Di mana-mana belum ada tempat sampah khusus barang elektronik. Akhirnya, Ia tergerak untuk membuat Gerakan Pengelolaan Sampah Elektronik Indonesia. Ewaste RJ adalah komunitas yang digagasnya saat dia berusia 10 tahun. Komunitas ini memiliki misi mengumpulkan sampah ekektronik seperti baterai, kabel rusak, dan gawai yang sudah tidak terpakai.
“Saya sangat bangga sebagai anak Indonesia. Pesan saya, terus berinovasi untuk Indonesia. Jaga kesehatan, olah raga dan cari aktivitas seru dalam keseharian kita,” ujar siswa kelas 3 SMA Taruna Nusantara yang saat ini sedang menulis buku berjudul “I Am A Change Maker”.
Melalui buku tersebut Rafa juga mengajak generasi muda untuk memulai gerakannya masing-masing dalam berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar. “Pasti ada banyak tantangan untuk menjalankan komunitas tapi di situlah pentingnya kolaborasi terutama jika ingin sukses jangka panjang. Kita harus bekerja sama dalam tim dan saling memotivasi,” ucapnya yang sudah 7 tahun berkecimpung dalam Ewaste RJ ini.
Penampilan yang tak kalah menarik disuguhkan M. Nizar Abdillah, seorang Pantomim SLB yang berkebutuhan khusus tuna rungu. Didampingi sang pelatih, Alfatomim, Nizar mengisahkan pengalaman pertamanya yang cukup sulit untuk mempraktikkan pantomim. “Berbulan-bulan belajar ekspresi hingga satu tahun belajar baru bisa bermain pantomim dengan lancar dan sekarang sudah terasa gampang,” ungkapnya.
Nizar saat ini sering tampil pada acara car free day (CFD), penggalangan dana bencana, hingga pantomim keliling ke rumah-rumah baca. Kepiawaiannya berpantomim membuatnya berhasil meraih juara di berbagai lomba. Salah satunya adalah juara 2 pantomim se-Jawa Timur.
Pada kesempatan ini, Hendarman berpesan kepada anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. “Ingatlah Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bernalar krtis, bergotong royong, kreatif, sebagai bekal dan cerminan SDM unggul, cerdas, dan berkarakter,” tegasnya.
SDM unggul adalah para pemelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, melalui peringatan HAN tahun ini, Hendarman berharap anak-anak Indonesia berkesempatan untuk bertatap muka, berkenalan dan bertukar informasi meskipun secara virtual. Dengan harapan, dapat terwujud generasi emas, cerdas, berkarakter.
“Melalui perayaan HAN, Kemendikbudristek ingin memberikan rasa optimisme dan kepercayaan diri dalam diri anak-anak. Mereka tidak boleh menyerah dan harus penuh kreativitas dan kegembiraan karena di pundak merekalah arah bangsa dan negara ini ditentukan nantinya,” tutur Hendarman.
Kemendikbudristek berkomitmen untuk membekali anak-anak Indonesia dengan keimanan, karakter, dan semangat kebangsaan sejalan dengan enam Profil Pelajar Pancasila. “Dengan begitu tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita atasi bersama,” ucap Hendarman optimistis.
Masih dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2021, Kemendikbudristek juga akan menyelenggarakan Gebyar Dongeng untuk Anak Indonesia dengan tema “Sehat, Cerdas, Ceria, dan Bahagia”, pada tanggal 26 s.d. 30 Juli 2021. Acara ini merupakan rangkaian webinar yang menghadirkan para pendongeng dari berbagai komunitas dongeng yang ada di Indonesia. Mereka akan berbagi pengetahuan terkait pentingnya mendongeng untuk anak, dan teknik mendongeng yang menyenangkan, serta tentunya menyempatkan untuk mendongeng secara singkat. Dongeng juga dapat menjadi pelepas stress bagi anak di masa pandemi, karena kehadiran orang tua di dekatnya, serta penggunaan imajinasi sebagai kendaraan untuk ‘berpindah dunia’ sejenak. Gebyar Dongeng untuk Anak Indonesia ini bisa diikuti oleh Guru/Pendidik PAUD, orang tua, anak, dan seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, Kemendikbudristek bekerjasama dengan KITA Indonesia menyelenggarakan Kontes Kita Cinta Lagu Anak (KILA) 2021. Kontes KILA 2021 mencakup (1) Lomba Cipta Lagu Anak untuk kelompok usia PAUD dan SD; dan (2) Lomba Menyanyikan Lagu Anak untuk kelompok usia PAUD dan SD. Para peserta lomba menyanyi juga akan diminta untuk menyanyikan lagu-lagu baru ciptaan para peserta Lomba Cipta Lagu Anak 2020. Keseluruhan kontes KILA akan dilakukan secara daring dan akan ditayangkan di berbagai platform digital seperti Indonesiana TV dan Budaya Saya yang dikelola Kemendikbudristek.
Pendaftaran KILA 2021 dibuka pada Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2021 sampai dengan 23 Agustus 2021. Program ini tidak berbayar dan formulir dapat dilakukan pada tautan situs www.kilaindonesia.id. Masyarakat umum dapat turut menyemarakkan giat ini dengan menyertakan tagar berikut ini: #KITAnakIndonesia, #KITACintaLaguAnak2021 di media sosial.
Persyaratan lomba dapat dilihat pada laman www.kilaindonesia.id/ aturankila.php dan nama-nama peserta yang masuk dalam tahap seleksi lanjutan akan diumumkan pada 1 September 2021 melalui laman utama www.kilaindonesia.id dan media sosial KILA (IG: @kilaindonesia.id, FB: Kila Indonesia).
Editor: A2M
Tinggalkan Balasan