Sidrap – Kegiatan Seminar dan Kampanye “Yes! We Can End TB” yang dilaksanakan Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Cabang Sidrap bekerjasama dengan Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah (ITKeSMu) Sidrap, berlangsung meriah di Kampus ITKeSMu Sidrap, Senin, 20 Maret 2023.
Boleh dikata, Seminar dan Kampanye “Yes! We Can End TB” yang dihelat di medio tahun tersebut, ‘meledak’. Bagaimana tidak, kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid tersebut, diikuti oleh sedikitnya 500 an peserta.
Dan, bukan cuma itu, kegiatan tersebut, juga menghadirkan Rektor ITKeSMu Sidrap, Dr Muhammad Tahir., SKM., MKes selaku Keynote Speaker serta dua pembicara hebat yang sudah tentu ahli di bidangnya, masing-masing Prof Dr Arlin Adam SKM MSi dan dr Nurhidayah Asjuh, SPPD, FINASIM
Ketua Persakmi Sidrap, Dr Ishak Kenre., SKM MKes dalam sambutannya menyampaikan pandangn TBC secara global.
Menurutnya, hingga saat ini TBC masih menjadi masalah kesehatan dunia,estimasi jumlah orang yang terdignosis penyakit TBC sebanyak 10,6 juta tahun 2021, terdapat 6,4 juta (60,3%) orang yang dilaporkan dan menjalani pengobatan. Sekitar 4 juta (39,7%) yang belum ditemukan/ didignosis dan di laporkan.
TBC Indonesia, tahun 2021 Indonesia berada pada posisi kedunia setelah India, diikuti Cina. Angka insidensi kasus TBC adalah 354 per 100.000 penduduk, artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang diantaranya yang menderita TBC, situasi ini menjadi hambatan besar untuk merealisasikan target eliminasi TBC tahun 2030.
Angka keberhasilan pengobatan TBC pun masih sub-optimal (85%) dibawah target global (90%), SITB tahun 2022 kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan 717.941 masih 74% sementara target 85%. Bagaimana dengan pasien TBC yang belum ditemukan? Akan menjadi sumber penularan di masyarakat.
Kolaborasi seluruh pihak Eliminasi TBC, keberhasilan eliminasi ditentukan pada kontribusi dan kolaborasi lintas sektor oleh multi pihak dan seluruh lapisan masyarakat secara berkesinambungan. Kolaborasi dan partisipasi aktif dalam mendukung penanggulangan TBC, 1) pencegahan ; 2) penemuan kasus TBC ; 3) dukungan untuk proses pengobatan sampai sembuh.
“Mari kita Perkuat Kerjasama, komitmen dan peran serta semua pihak (Pemerintah, Organisasi Profesi Kesehatan, Kampus dan mahasiswa, media, pihak swasta, oganisasi kepemudaan & kegaamaan dsb) untuk berperan dalam mencapai eliminasi TBC :
1) meningkatkan penemuan kasus TBC melalui penguatan skirining dan investigasi kontak ;
2) menyebarluaskan informasi tentang TBC kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pencegahan, peneluran, pemeriksaan dan pengobatan TBC yang berkualitas ;
3) Meningktakan pengetahuan dan kepedualian masyarakat atas pentingnya TPT dalam mencegah penularan ;
4) menempatkan TBC sebagai isu utama semua sektor ;
5) mendorong semua pihak termasuk mitra dan kelompok masyarakat untuk senantiasan melakukan upaya baru yang inovatid dalam program pencegahan dan pengendalian TBC .
Lebih jauh Dr Ishak menyampaikan, seminar tersebut ia laksanakan juga didasari atas lahirnya rasa keprihatinan melihat tingginya penderita TB di Kabupaten Sidrap.
Hal tersebut, kata dia, sekaligus menjadi implementasi Persakmi Sidrap ikut memperingati hari TB sedunia yang diperingati setiap 24 Maret setiap tahunnya.
Disampaikan DR Ishak lagi, Persakmi sebagai salah satu lembaga profesi kesehatan masyarakat tidak tinggal diam dalam rangka bersama-sama dengan pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan TB di Bumi Nene Mallomo tersebut
Dr Ishak kemudian membeberkan mengenai keadaan TB yang terjadi di Sidrap saat ini
Data resmi yang ada pada Dinas Kesehatan Sidrap, menyebutkan capaian penderita (Pasien Positif) semua fasilitas kesehatan (Faskes) mencapai 667 kasus. Itu meliputi 393 laki-laki dan 274 perempuan.
Hal itu tidak jauh berbeda dengan data capaian penderita (Pasien Positif) yang ada pada 14 Puskesmas yang ada di Sidrap. Menurutnya, total capaiannya itu hingga 513 kasus meliputi 304 laki-laki dan 209 perempuan.
“Nah, dari kenyataan yang ada itu, kami dari Persakmi dan pemerintah daerah hadir untuk kebaikan dengan mencegah TBC, dan memastikan yang positif patuh berobat sampai sembuh. Semoga dari Seminar dan Kampanye “Yes! We Can End TB” itu nanti ada rekomendasi penting yang dilahirkan guna mengatasi problem TB di Sidrap,” harapnya (*)
Tinggalkan Balasan